Pada
Minggu, 4 September 2016 lalu, Komunitas Asa Edu Project mengadakan pelatihan
bagi calon volunteer yang
bertempat di Impala Space, sebuah café yang berada di kawasan Kota Lama
Semarang. Youth Contribution to Coastal Community Development Training (YCCCDT)
merupakan sebuah rangkaian dari kegiatan Open Recruitment Volunteer Komunitas
Asa Edu Project yang bertujuan untuk membekali para calon volunteer mengenai pengetahuan tentang kepesisiran dan social project planning.
Sesi wawancara calon volunteer. |
Kegiatan YCCCDT
terbagi menjadi dua bagian, bagian pertama adalah sesi wawancara bagi calon
volunteer yang dimulai dari pukul 07.00 – 08.30 WIB, sementara bagian kedua
merupakan sesi pemaparan materi yang disampaikan oleh Dr. Dedi Supriadi Adhuri
(Peneliti Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI) dan Rifi Fazrina
(Vice President Indonesian Youths for Environment Issues to Society – iYES)
yang berlangsung dari pukul 08.31 – 12.30 WIB.
Presentasi oleh Pak Dedi. |
Materi
pertama disampaikan oleh Pak Dedi, pada kesempatan tersebut Pak Dedi
mengenalkan apa itu wilayah pesisir, bagaimana kehidupan masyarakat pesisir,
dan langkah-langkah tepat guna yang dapat dilakukan untuk mengembangkan wilayah
pesisir. Pak Dedi menjelaskan bahwa untuk melakukan pendekatan dengan
masyarakat pesisir (re: nelayan) diperlukan sebuah negosiasi yang didalamnya
terdapat transfer pengetahuan mengenai project
yang akan dilakukan, karena sebagian besar masyarakat pesisir akan lebih
menghargai proses pendekatan pembagunan yang dilakukan secara adaptive. Pada
kesempatan tersebut juga dipaparkan mengenai peran perempuan nelayan,
diantaranya adalah sebagai pengendali utama keluarga ketika para (laki-laki)
nelayan sedang pergi ekspedisi (melaut untuk waktu yang lama); merupakan
distributor langsung dari hasil tangkapan; berperan penting dalam proses jual –
beli; serta merupakan pengelola keuangan utama dan merupakan kunci ekomoni dan
keberhasilan nelayan.
Materi oleh Kak Rifi. |
Materi
kedua merupakan materi yang membahas mengenai teknis untuk menyiapkan sebuah
project social yang disampaikan oleh Kak Rifi. Secara umum Kak Rifi menjelaskan
bagaimana langkah-langkah yang harus dilakukan untuk membuat sebuah project
social, yaitu dengan menerapkan fungsi dari sistem manajemen POAC, Planning,
Organizing, Actuating, dan Controlling. Disebutkan pula bagaimana langkah yang
tepat dalam merencanakan sebuah project social, yaitu dengan memperhatikan
unsur-unsur berikut: specific, measurable, achievable, realistic, dan timebond
atau yang biasa dikenal dengan istilah “Planning SMART Goals”. Di sela
penyampaian materi terdapat pula kegiatan FGD, tujuannya adalah untuk
mempraktekan secara langsung materi yang telah disampaikan oleh Kak Rifi. Dalam
kegiatan tersebut, para calon volunteer dibagi menjadi beberapa kelompok untuk
membahas project sosial apa yang akan dilakukan di Tambak Lorok. Dan sebagai closing statement Kak Rifi menyampaikan
bahwa untuk membuat sebuah project sosial harus ada relevansi antara kebutuhan
masyarakat dengan kemampuan yang kita miliki agar project sosial yang kita
lakukan dapat menjawab masalah yang terjadi, sehingga kehadiran kita di
masyarakat benar-benar sebagai problem
solver.
Presentasi rencana project oleh calon volunteer. |
Pesisir
merupakan perwajahan utama Indonesia karena Indonesia adalah Negara Kepulauan
yang memiliki garis pantai terpanjang kedua setelah Kanada. Lantas apa yang
dapat kita lakukan untuk membantu masyarakat pesisir? Ialah memformulasikan
bagaimana cara yang tepat untuk mengoptimalkan kekuatan serta potensi pesisir
dan nelayan, tidak hanya mereduksi masalah lingkungan yang terjadi tanpa
memprhatikan kehidupan nelayan. Ialah mencari tahu sumber masalah di wilayah
pesisir, menganalisa ancaman apa saja yang mungkin dan sudah terjadi. Dan
menerapkan sistem kolaborasi yang partisipatif antara pemerintah pusat dengan
masyarakat pesisir untuk bergerak bersama mengembangkan pesisir Indonesia.
#PesisirHebat (DN).
0 komentar:
Posting Komentar